PERSNEWS.INFO – Pendidikan. Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani menegaskan bahwa kaum perempuan jangan ragu terjun ke dunia politik. Pasalnya, menurut Puan, perempuan memiliki karakteristik yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi situasi krisis.
“Saya menegaskan bahwa perempuan butuh berpolitik karena politik butuh perempuan,” ujar Puan saat menyampaikan sambutan dalam pembukaan acara Kongres Wanita Indonesia (Kowani), di Jakarta, Selasa (20/10/2020).
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini menjelaskan, kaca pembatas peran perempuan dalam berpolitik di Indonesia sudah runtuh saat Megawati Soekarnoputri menjadi perempuan pertama yang dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia pada 23 Juli 2001.
“Saat ada yang bicara bahwa peran perempuan di politik selalu dibatasi oleh glass ceiling, sesungguhnya glass ceiling politik bagi perempuan Indonesia sudah diruntuhkan di hari Ibu Megawati dilantik menjadi Presiden,” ungkap Puan dalam kongres yang digelar secara virtual itu.
Sejak saat itu, kata Puan, peran perempuan di Indonesia terus berkembang pesat. Tercatat, saat ini banyak perempuan yang memegang peran strategis dalam setiap kegiatan pembangunan di bidang ekonomi, sosial, lingkungan hidup, olahraga, ilmu pengetahuan, riset serta dalam bidang politik.
Di antaranya, sambung Puan, dalam bidang politik tercatat peningkatan jumlah perempuan yang terpilih menjadi anggota DPR RI. Seperti, pada periode 2014-2019 sekitar 17 persen anggota DPR adalah perempuan. Lalu, periode 2019-2024 jumlah perempuan yang menjadi anggota DPR meningkat menjadi sekitar 21 persen.
“Sekarang banyak anggota perempuan DPR RI yang menempati posisi pimpinan Alat Kelengkapan Dewan. Banyak perempuan Indonesia juga sudah berhasil menjadi kepala daerah selama ini, seperti Bu Risma di Surabaya yang saat maju di Pilkada diusung oleh PDI-Perjuangan,” tandas Puan.
Tak hanya itu, Puan menyatakan, banyak negara menghormati pencapaian perempuan Indonesia dalam politik. Salah satu buktinya, kata Puan, saat ia menghadiri acara ‘Asia-Pacific Parliamentary Forum’ di Australia pada Januari tahun 2020 ini.
“Semua negara peserta acara tersebut bertepuk tangan saat saya sebutkan bahwa Indonesia pernah memiliki Presiden perempuan dan sekarang memiliki Ketua DPR perempuan yang pertama,” ungkap Puan.
Puan melanjutkan, meski banyak kemajuan yang telah dicapai oleh perempuan Indonesia di berbagai bidang, namun perempuan masih menghadapi berbagai kendala yang dapat berasal dari kehidupan sosial, budaya, ekonomi, maupun politik.
“Untuk mengatasi berbagai kendala yang dihadapi perempuan tersebut, dibutuhkan keputusan-keputusan politik serta kebijakan-kebijakan politik. Itulah mengapa perempuan butuh berpolitik,” tegas legislator dapil Jawa Tengah V tersebut.
Terlebih, Puan menekankan, di tengah situasi pandemi Covid-19 saat-saat ini yang masih menjadi tantangan, maka Puan menilai perempuan bukan saja terdampak, namun juga berperan besar dalam usaha menangani pandemi Covid-19.
Seperti, secara global 70 persen tenaga medis terdiri dari perempuan yang saat ini menjadi ujung tombak penyelamatan nyawa manusia. Puan mengungkapkan, pemerintah menyebut 60 persen UMKM di Indonesia yang memproduksi hand sanitizer atau masker dimiliki atau dikelola oleh perempuan.
“Bahwa perempuan bukan hanya kelompok yang terdampak besar Covid-19, namun perempuan juga memiliki peran besar dalam menangani Covid-19. Inilah contoh nyata dari yang saya maksud dengan politik membutuhkan perempuan,” pungkas Puan.
@Sumber berita, http://www.dpr.go.id/berita/detail/id/30494/t/Ketua+DPR%3A+Perempuan+Butuh+Berpolitik%2C+Politik+Butuh+Perempuan
(Redaksi).