
PERSNEWS.INFO, NASIONAL – Menyusul aksi teror yang terus terjadi di Tanah Air, kritik keras pun ditujukan ke Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Otoritas yang satu ini tidak bisa lagi bermain-main atau bersosialisasi tentang bahaya terorisme. Aksi nyata jadi harapan bersama kepada BNPT.
Demikian mengemuka dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk “Lawan Geliat Radikal-Terorisme di Tanah Air”, Kamis (1/4/2021).
Hadir sebagai pembicara Anggota Komisi I DPR RI Syaifullah Tamliha, Anggota Komisi III Dipo Nusantara Pua Upa (hadir virtual), mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, dan pengamat intelijen-terorisme Ridwan Habib. Dikatakan Dipo, Komisi III DPR sudah bicara keras soal terorisme kepada BNPT. Kunjungan BNPT ke daerah-daerah, dinilai juga. sekadar kunjungan biasa yang tidak ada tindakan riil seperti diharapkan.
Bahkan, sosialisasi yang dilakukan BNPT dan kunjungan ke luar negeri juga banyak dikritik keras.
“Saya akan bicara kepada rekan-rekan Komisi III supaya kita bisa lebih keras lagi bicara. Teror ini jadi kritik juga buat Komisi III,” katanya.
Dipo setuju bahwa suka atau tidak suka, aksi teror ini menyeret agama, karena ada istilah agama yang dipakai, busana agama yang digunakan, dan nama terorisnya juga berbau agama.
Namun, di sisi lain, ia setuju bahwa negara tidak bisa mengatur agama, sebaliknya agama bisa mengatur negara.
“Saya usul, agar kita kembali ke diri kita masing-masing. Kalau kita menjalankan agama dengan benar, saya yakin terorisme itu bisa hilang di negara kita ini. Yang perlu kita tingkatkan adalah wawasan kebangsaan dan keagamaan kita,” seru Dipo.
Sementara itu Anggota Komisi I DPR RI Syaifullah Tamliha menyampaikan, keterlibatan TNI dalam BNPT sebetulnya sudah dicantumkan dalam regulasinya. Hanya saja peraturan pelaksananya belum turun hingga kini. Jadi, TNI belum banyak terlibat dalam pemberantasan terorisme.
“Mandegnya di mana, saya juga tidak mengerti. Tapi yang namanya TNI kalau tidak ada perintah dari panglima tertinggi untuk operasi militer atau perang, dia tidak bergerak. Paling bantu-bantu saja secara sukarela,” ungkap Tamliha.
@Sumber berita, https://www.dpr.go.id/berita/detail/id/32419/t/Kritik+Pada+Otoritas+Terorisme+Kian+Keras
(Redaksi)